INSOMNIA
INSOMNIA itu gangguan atau anugerah ?
Sering saya memikirkan hal itu, ntah kenapa saya adalah penderita insomnia akut, atau sangat akut. Kadangkala saat malam fikiranku seperti lebih tajam dan prduktif.
Sebagai contoh ini ya, saat itu sedang membuat konsep bangunan sebuah struktur plat lantai diatas tiang pancang, saat siang hari saya coba pikirkan desainnya, alhasil dalam 1 minggu tak satupun coretan yang saya hasilkan kecuali gelas bekas kopi dan tumpukan puntung rokok. Saat-saat pekerjaan itu mendekati deadline saya bisa menyelesaikan dalam waktu semalam.
Jadi bagi saya insomnia itu jadi anugerah, tapi disaat yang lain saat orang-orang tertidur pulas, saya cuma ketap-ketip ndak bisa merem, sial memang. Banyak yang membahas masalah insomnia, mulai dari saya sampai profesor kelas dunia. Bagi saya penyebab utama insomnia akhir-akhir ini yang menyerang sebagian besar orang adalah akses internet.
Ada juga yang insomnia karena penggila bola, karena keseringan nonton pertandingan sepak bola, bagi saya sepakbola itu konyol, gimana ndak ?, orang bolanya cuma satu ko harus diperebutkan 22 orang dan harus diawasi wasit. Terlepas dari yang namanya hobby, sepak bola itu adalah bisnis besar. sampai-sampai banyak raja minyak arab yang tertarik membeli saham-saham klub sepak bola besar di Eropa.
Tau tidak bahwa media sosial itu adalah salah satu penampung orang-orang insomnia paling hebat. Tenggok saja saat malam orang pada terlelap, masih banyak saja yang ngetweet di twiter ato bikin setatus di facebook. Atau acara stand-up komedi di Metrotv yang menurut saya sangat garing. Pernah nyoba nonton 1 episode dan anehnya ndak sekalipun bisa bikin tertawa, jangankan tertawa, senyum aja ndak. Kemudian saya bertanya acaranya yang ndak lucu ato saya aja yang susah senyum dan terlalu dingin. Entahlah, dan ini ndak ada hubungannya sama insomnia.
Ngomong-ngomong kapan itu, pas lagi insomnia itu saya baca buku yang judulnya klo ndak salah Anak Bajang Menggiring Angin karangan Sindhunata. Menceritakan tentang kisah Ramayana. Buku ini menurut saya sangat bagus, kisah Ramayana bisa dia uraikan dengan bahasa yang ringan dan enak dicerna. Yang pada akhirnya kisah Ramayana bukanlah kisah percintaan Rama dan Shinta, tapi lebih kepada kisah kehidupan, menceritakan kebaikan dan kejahatan, ambisi dan keikhlasan. Jadi kisah cinta Rama dan Shinta itu cuma sebagai simbol. Bukan hanya simbol cinta antara kisah percintaan sepasang kekasih yang begitu hebat, tapi simbol cinta antara semua penguni jagad raya ini. Dan yang menarik dalam buku ini ditulis akhir kisah cinta Rama dan Shinta bukanlah hidup bahagia selamanya seperti dalam dongeng. Tapi diakhir cerita seorang Rama yang notabenenya titisan dewa Wisnu malah meragukan kesucian Shinta selama diculik Rahwana, yang menginginkan Shinta membakar diri untuk membuktikan. Shinta yang memang selama ini sangat menjaga kesuciannya bersedia menerima tantangan itu. Dan dewa pun ndak sanggup mencegah tubuh Shinta yang digambarkan sebagai seorang wanita tercantik dijagad raya ini dilalap si jago merah.
Itulah hakikat cinta, berapapun besar cinta kita, ndak akan berarti kalo ndak ada unsur kepercayaan. Curiga yang berlebih bukanlah cinta, tapi keegoisan. Egois merasa kita yang paling baik dan tulus.
Dan pada akhirnya secara kebetulan yang aneh, semua tulisan disini saya tulis karena anugerah INSOMNIA
Sering saya memikirkan hal itu, ntah kenapa saya adalah penderita insomnia akut, atau sangat akut. Kadangkala saat malam fikiranku seperti lebih tajam dan prduktif.
Sebagai contoh ini ya, saat itu sedang membuat konsep bangunan sebuah struktur plat lantai diatas tiang pancang, saat siang hari saya coba pikirkan desainnya, alhasil dalam 1 minggu tak satupun coretan yang saya hasilkan kecuali gelas bekas kopi dan tumpukan puntung rokok. Saat-saat pekerjaan itu mendekati deadline saya bisa menyelesaikan dalam waktu semalam.
Jadi bagi saya insomnia itu jadi anugerah, tapi disaat yang lain saat orang-orang tertidur pulas, saya cuma ketap-ketip ndak bisa merem, sial memang. Banyak yang membahas masalah insomnia, mulai dari saya sampai profesor kelas dunia. Bagi saya penyebab utama insomnia akhir-akhir ini yang menyerang sebagian besar orang adalah akses internet.
Ada juga yang insomnia karena penggila bola, karena keseringan nonton pertandingan sepak bola, bagi saya sepakbola itu konyol, gimana ndak ?, orang bolanya cuma satu ko harus diperebutkan 22 orang dan harus diawasi wasit. Terlepas dari yang namanya hobby, sepak bola itu adalah bisnis besar. sampai-sampai banyak raja minyak arab yang tertarik membeli saham-saham klub sepak bola besar di Eropa.
Tau tidak bahwa media sosial itu adalah salah satu penampung orang-orang insomnia paling hebat. Tenggok saja saat malam orang pada terlelap, masih banyak saja yang ngetweet di twiter ato bikin setatus di facebook. Atau acara stand-up komedi di Metrotv yang menurut saya sangat garing. Pernah nyoba nonton 1 episode dan anehnya ndak sekalipun bisa bikin tertawa, jangankan tertawa, senyum aja ndak. Kemudian saya bertanya acaranya yang ndak lucu ato saya aja yang susah senyum dan terlalu dingin. Entahlah, dan ini ndak ada hubungannya sama insomnia.
Ngomong-ngomong kapan itu, pas lagi insomnia itu saya baca buku yang judulnya klo ndak salah Anak Bajang Menggiring Angin karangan Sindhunata. Menceritakan tentang kisah Ramayana. Buku ini menurut saya sangat bagus, kisah Ramayana bisa dia uraikan dengan bahasa yang ringan dan enak dicerna. Yang pada akhirnya kisah Ramayana bukanlah kisah percintaan Rama dan Shinta, tapi lebih kepada kisah kehidupan, menceritakan kebaikan dan kejahatan, ambisi dan keikhlasan. Jadi kisah cinta Rama dan Shinta itu cuma sebagai simbol. Bukan hanya simbol cinta antara kisah percintaan sepasang kekasih yang begitu hebat, tapi simbol cinta antara semua penguni jagad raya ini. Dan yang menarik dalam buku ini ditulis akhir kisah cinta Rama dan Shinta bukanlah hidup bahagia selamanya seperti dalam dongeng. Tapi diakhir cerita seorang Rama yang notabenenya titisan dewa Wisnu malah meragukan kesucian Shinta selama diculik Rahwana, yang menginginkan Shinta membakar diri untuk membuktikan. Shinta yang memang selama ini sangat menjaga kesuciannya bersedia menerima tantangan itu. Dan dewa pun ndak sanggup mencegah tubuh Shinta yang digambarkan sebagai seorang wanita tercantik dijagad raya ini dilalap si jago merah.
Itulah hakikat cinta, berapapun besar cinta kita, ndak akan berarti kalo ndak ada unsur kepercayaan. Curiga yang berlebih bukanlah cinta, tapi keegoisan. Egois merasa kita yang paling baik dan tulus.
Dan pada akhirnya secara kebetulan yang aneh, semua tulisan disini saya tulis karena anugerah INSOMNIA
Komentar