Kumpulan Kata-kata Bijak Soekarno
Inilah salah satu tokoh legendaris Tanah Air Kita Tercinta Indonesia, sosoknya yang sangat bijak dan berwibawa memang bisa menemtramkan siapapun yang dekat denganya. Terlepas dari prinsip poligaminya, beliau adalah sosok yang patut diteladani di Indonesia dan kancah internasional.
Berikut saya share sebagian kata-kata bijak beliau :
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung:
berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku
berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi
1956 Bung Karno)
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian,
bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena
kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya
adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada
rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi
orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah
pun”. (Bung Karno)
“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)
“Kita
belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa
pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT
Proklamasi, 1949 Soekarno)
“Janganlah
mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama
masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai !
Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato
HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)
“Firman
Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu :
“Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma
biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum
bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)
“Janganlah
melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna
sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.”
(Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
“Apakah
Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita
sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri,
kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah
Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)
“Aku Lebih
suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari
pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu
lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)
“Laki-laki
dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap
sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang
setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak
dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung
Karno)
Semoga sesegera mungkin muncul sosok baru dengan kebijaksanaan dan semangat seperti Soekarno di negeri kita, negeri yang sementara ini selalu bergejolak. Dari bencana alam sampai bunuh diri, sunguh sesautu yang sangat tragis. Kalau kita mau berfikir lebih jauh lagi, mungkin semua yang terjadi merupakan peringatan Tuhan terhadap apa yang selama ini kita lakukan. Semakin lama semakin banyak hal buruk yang kita lakukan. Tanpa kita sadari dan termasuk saya telah banyak membenarkan sesuatu yang salah dengan tameng jaman dan menuruti kesenangan belaka.
Marilah bersama-sama kita saling mengingatkan antar sesama untuk menuju arah yang lebih baik. Tolong menolong antar sesama. Saling membantu kepada yang membutuhkan, dan pada akhirnya kita mengharapkan Tuhan memberi hidayahnya buat kita semua. Amiin
Komentar